F. Pengendalian Mutu
Hal ini dilakukan agar dapat menjamin mutu beton dalam pelaksanaan sesuai dengan spesifikasi sehingga harus diuji sepanjang pengerjaannya.
1. Pengambilan Benda Uji
Untuk keperluan evaluasi mutu beton dalam pelaksanaan, dilakukan pengambilan benda uji secara acak dengan ketentuan sebagai berikut menurut PBI 1971 :
· Untuk jumlah kubikasi beton kurang dari 60 m3 dilakukan sebagai berikut :
- Interval jumlah pengecoran beton kira-kira sama untuk mendapatkan 20 benda uji
- Bila dengan alasan kuat pembuatan benda uji 20 buah dianggap tidak praktis atau tidak dapat dilakukan, maka benda uji boleh dibuat kurang dari 20 buah, asal pembuatannya dilakukan dengan interval jumlah pengecoran kira-kira sama
· Untuk jumlah kubikasi lebih dari 60 m3
Agar dalam waktu yang singkat terkumpul benda uji sebanyak 20 buah, maka setiap 3 m3 beton harus dibuat 1 benda uji. Selanjutnya setiap 5 m3 beton dibuat minimum 1 benda uji tiap hari.
· Pengujian Slump
Slump diukur pada setiap pengambilan benda uji. Bila tidak ada ketentuan lain, jumlah benda uji minimal 2 buah.
2. Pembuatan Benda Uji
Pembuatan benda uji harus memenuhi ketentuan yang berlaku, sebab cara yang salah akan memberikan hasil evaluasi mutu beton yang salah. Cetakan benda uji terbuat dari baja. Benda uji silinder digunakan untuk berbagai macam pengujian seperti kuat tekan, modulus elastisitas, kuat tarik belah dan lain-lain. Benda uji kubus untuk kuat tekan.
Cara pembuatan :
Cetakan benda uji ditempatkan pada tempat yang permukaannya rata, keras dan bebas dari getaran dan gangguan lainnya. Masukkan adukan beton ke dalam cetakan dengan menggunakan sendok aduk, sen dok bahan atau sekop.
a) Benda uji berbentuk silinder ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Pengisian adukan beton dilakukan sebanyak 3 lapis dengan tinggi tiap lapis 10 cm, jumlah tusukan tiap lapis 25 kali tusukan secara merata. Diameter batang/tongkat penusuk/pemadat dari baja diameter 16 mm, panjang 60 cm, ujungnya dibulatkan. Setelah selesai penusukan, bagian luar cetakan dipukul-pukul secara ringan dengan palu karet agar lubang uadara terttutup. Berat palu pemukul antara 0,34 sampai 0,80 kg.
b) Benda uji berbentuk kubus sisi (15 x 15 x 15) cm
Pengisian adukan beton dilaksanakan sebanyak dua lapis, setiap lapis dipadatkan dengan tusukan secara merata sebanyak 20 kali dengan tongkat penusuk dari baja dengan diameter 16 mm, panjang 60 cm, ujung tongkat dibulatkan
Cara Perawatan benda Uji
Setelah 20 jam dan kurang dari 48 jam ditutup dengan bahan yang tidak menyerap air, benda uji dileaskan dari cetakan. Beton harus dipertahankan dalam kondisi lembab paling sedikit 7 hari setelah penuangan atau rendam benda uji dalam air.
3. Pemeriksaan Benda Uji
Dilakukan dengan cara memberi beban tekan pada benda uji dengan mesin tekan sampai benda uji hancur, kuat tekan beton adalah beban tekan hancur dibagi luas benda uji.
Perbandingan kekuatan tekan beton pada berbagai umur adalah sebagai berikut :
Umur beton (hari)
3
7
14
21
28
90
365
Semen portland biasa
0,40
0,65
0,88
0,95
1,00
1,20
1,35
Semen Portland dengan berkekuatan awal yang tinggi
0,55
0,75
0,90
0,95
1,00
1,15
1,20
Evaluasi dari pemeriksaan mutu beton
Berdasarkan PBI 1971 pasal 4.7 benda uji kubus 15 x 15 x 15 cm mutu beton dianggap memenuhi syarat, bila dipenuhi syarat berikut ini :
1. Tidak boleh lebih dari 1 nilai diantara 20 nilai hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut terjadi kurang dari , adalah kuat tekan beton karakteristik
2. Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut terjadi kurang dari ( + 0,82 Sr). Sr adalah deviasi standar rencana
3. Selisih antara nilai tertinggi dan terendah diantara 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut tidak boleh lebih besar dari 4,3 Sr
4. Dalam segala hal, hasil pemeriksaan 20 benda uji berturut-turut harus memenuhi = - 1,64 S
Apabila 4 syarat diatas tidak terpenuhi, maka mutu beton tidak memenuhi syarat dan pengecoran beton harus segera dihentikan.
Berdasarkan benda uji silinder diameter 15 cm tinggi 30 cm, mutu betondicapai dengan tingkat kekuatan yang memeuaskan bila kedua syarat berikut dipenuhi ;
1. Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing-masing terdiri dari 4 hasil uji kuat tekan tidak kurang dari ( f1c + 0,82 s)
2. Tidak satupun dari hasil uji tekan ( rata-rata dari 2 silinder ) mempunyai nilai di bawah 0,85 f1c.
4. Sifat-sifat Mekanik Beton
Modulus Eleastisitas Beton Ec = 4700 fc
Kekuatan tarik berkisar antara 0,10 f1c dan 0,20 f1c
Kekuatan geser bervariasi antara 20% - 80% kekuatan tekan beton
Regangan tekan maksimum 0,003
G. Pengujian Beton Keras
Pengujian dilakukan setelah acuan dibuka, apabila kekuatan tidak sesuai dengan yang disyaratkan, maka pengecoran harus segera dihentikan dan langsung melakukan pengujian terhadap beton yang diragukan kekuatannya biasanya dapat terlihat langsung pada beton, hal ini juga dilakukan saat beton mengalami perubahan akibat kebakaran.
1. Pengujian dengan Palu Beton
· Untuk mengetahui nilai kekerasan permukaan beton
· Lokasi uji ditentukan terlebih dahuulu dengan pertimbangan
· Nilai lentingan 15 – 20 untuk setiap titik uji, kemudian dihitung nilai rata-rata, deviasi standar, koefisien variasi dan perkiraan kuat tekan beton rata-rata
· Setelah mendapat nilai perkiraan kuat tekan beton rata-rata dan nilai kuat tekan beton masing-masing dihitung untuk setiap komponen struktur, untuk selanjutnya dapat ditentukan perkiraan nilai kuat tekan karakteristiknya
2. Pengujian dengan Core Drilling
Pengujian ini dilakukan dengan cara pengambilan contoh benda uji langsung dibagian struktur yang berupa inti beton (core). Dari hasil pengeboran beton inti dapat diketahui tinggi beton dan tinggi plesteran.
Ketentuan benda uji beton inti adalah sebagai berikut :
Pengambilan benda uji beton inti umurnya tidak boleh kurang dari 14 hari
Benda uji yang cacat seperti berongga atau ada agregat yang lepas maka tidak boleh digunakan untuk pengujian kuat tekan
· Jumlah tulangan beton dalam benda uji beton inti tidak boleh lebih dari dua batang
· Benda uji beton inti harus memenuhi I/O, harus lebih dari 0,95. setelah dikaping, memenuhi ketentuan2,00 > I/O >1,00, di mana I = panjang dan O = diameter benda uji, diameter tidak boleh kurang dari 90 mm. Tebal kaping tidak boleh melebihi 10 mm
· Permukaan bidang tekan benda uji harus rata an harus tegak lurus terhadap sumbu benda uji. Apabila ada kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti, letaknya harus tegak lurus terhadap sumbu benda uji.
· Kuat Tekan beton inti dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
f1c = P/( /4O2
dimana :
P = benda uji hancur
O = diameter rata-rata benda uji
Kuat tekan beton inti yang dikoreksi, dihitung dengan rumus :
f1c = C0 C1 C2 f1c
keterangan :
Co = faktor pengali yang berhubungan dengan arah pengambilan
benda uji
C1 = faktor pengali yang berhubungan dengan rasio panjang dan
diameteer dari benda uji yang telah dikaping
C2 = faktor pengali karena adanya kandungan besi
3. Pengujian Ultrasonik (UPV)
(UPV = Ultrasonic Pulsa Velocity Test)
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui mutu beton dan homogenitas beton. Pada penelitian beton digunakan frekuensi antara 50 sampai dengan 60 KHz. Penempatan transducer untuk transmisi langsung akan memberikan hasil ketapatan maksimum dari pengukuran waktu jalar pulsa.
Penempatan transducer untuk transmisi tidak langsung sangat dipengaruhi oleh lapisan permukaan. Cara ini tidak baik untuk meneliti kualitas beton, tetapi untuk meneliti pengembangan kerusakan beton sangat baik.
Pengukuran dengan secara langsung, panjang ukur bisa sampai 50 cm. Pengukuran dengan cara tidak langsung, panjang ukur maksimum 10 cm untuk ukuran nominal agregat 20 mm atau kurang, panjang ukur maksimum 15 cm bila ukuran nominal agregat 20 mm sampai dengan 40 mm.
Prinsip kerja/penggunaan UPV sebagai berikut :
Pulsa dari vibrasi longitudinal dihasilkan oleh electro accustical Transducers, yang dihubungkan dengan salah satu permukaan beton yang diteliti.
Setelah pulsa vibrasi longitudinal menyebrangi panjang (L) beton, pulsa vibrasi tersebut diubah menjadi signal elastik oleh transducers penerima dan electronic timming circuit mengubah waktu 9T) dari pulsa yang diukur.
Metode Pengujian.
selanjutnya
No comments:
Post a Comment