A. Bahan Beton
1. Agregat sebagaia bahan pengisi beton, berdasarkan ukuran menjadi :
· Agregat Kasar berupa kerikil/batu pecah ukuran < 4,8 mm, tertahan pada saringan nomor 4.
· Agregat Halus berupa pasir alam atau pair buatan dengan ukuran < 4,8 mm dan dapat lolos dari saringan nomor 4
· Syarat Muutu menurut SII (Standar industri Indonesia)
a. Agregat Halus
- Susunan besar butir mempunyai Modulus kehalusan antara 1,50– 3,80
- Kadar lumpur atau butir yang lebih kecil dari 50 mikron maksimum 5 %
- Kadar organik ditentukan dengan larutan Natrium Hidroksida 3 %, jika dibandingkan dengan warna standar tidak lebih tua dari warna standar
- Kekerasan Butir, jika dibandingkan dengan kekerasan butir pasir pembanding yang berasal dari pasir kwarsa Bangka, tidak boleh lebih dari 2,20
- Sifat kekal agregat ringan, diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut :
- Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 10 %
- Jika memakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 15 %
b. Agregat Kasar
- Susunan besar butir mempunyai modulus kehalusan antara 6,00 – 7,10
- Kadar bagian yang lemah diuji dengan goresan batang tembaga maksimum 5 %
- Kadar lumpur atau butir yang lebih kecil dari 70 mikron maksimum 1 %
- Kekerasan butir ditentukan dengan bejana tekan Rudolf, bagian yang hancur menembus ayakan 2 mm, sebagai berikut :
a. Fraksi butir 30 – 19,2 mm, maksimum 22 %
b. Fraksi butir 19,2 – 9,6 mm, maksimum 24 %
- Sifat Kekal, diuji dengan larutan jenuh garam sulfat adalah sebagai berikut :
a. Jika pakai natrium Sulfat, bagian yang hancur, maksimum 12 %
b. Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur, maksimum 18 %
- Tidak boleh mengandung butiran panjang dan pipih lebih dari 20 % berat
- Tidak bersifat reaktif Alkali, jika di dalam beton dengan agregat ini menggunakan semen yang akadar alkali Na O lebih besar dari 0,6 %
c. Agregat Halus + Agregat Kasar
- Agregat (halus + kasar) yang digunakan dalam campuran beton terdiri 60 % sampai 75 % dari volume total beton
- Sifat agregat sangat mempengaruhi mutu beton, oleh karena itu agregat harus diuji dulu untuk mengetahui sifat-sifatnya
- Agregat di Indonesia relatif murah, sehingga disarankan untuk digunakan sebanyak mungkin agar beton yang dihasilkan ekonomis Disamping itu dengan pemakaian banyak agregat dapat mengurangi penyusutan akibat mengerasnya (mengeringnya) beton
- Ukuran besar butir agregat kasar maksimum untuk pembetonan tidak boleh melebihi :
- Bentuk butiran mempengaruhi pemakaian bahan pengikat. Bentuk agregat bersudut lebih banyak menggunakan bahan pengikat dibandingkan dengan agregat berbutir bulat
- Pemakaian pasir laut sebagai agregat halus, harus dengan petunjuk dari Instansi Pemeriksaan Bahan bangunan yang diakui
- Agregat yang digunakan untuk membuat campuran beton dapat ditentukan dengan ukuran isi atau volume untuk mutu beton f <> 18,5 Mpa atau > K.225
d. Agregat Ringan (agregat yang dalam keadaan kering dan gembur mempunyai berat kurang lebih 1100 kg/m). Kelompok agregat ringan adalah :
- Agregat ringan buatan adalah agregat yang dibuat dengan membekahkan atau memanaskan bahan-bahan, seperti terak dari peleburan besi, tanah liat diatonit, abu terbang, tanah serpih, batu tulis dan lempung
- Agregat ringan alami adalah agregat yang diperoleh dari bahan-bahan alami seperti batu apung, batu letusan gunung
2. Semen (Lihat kembali Bagian 1 ; Bahan Pengikat Hidrolis)
3. Air
Air campuran beton berfungsi untuk melangsungkan proses hidrasi antara air dan semen. Yang diperlukan untuk proses hidrasi kira-kira 20 % dari berat semen.
Persyaratan air yang digunakan adalah :
- Air tawar yang bisa diminum, yang telah diolah atau yang belum diolah
- Air yang bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam, zat organis atau bahan lain yang merusak beton atau baja tulangan
- Air tidak boleh mengandung ion khlorida dalam jumlah yang membahayakan korosi, kadar khlorida dalam air tidak boleh melampaui 500 mg per liter
- Air yang keruh harus diendapkan minimal 24 jam atau disaring sehingga memnuhi syarat untuk digunakan
- Bila terdapat keragu-raguan terhadap pemakaian air, dianjurkan untuk diperiksa ke Lembaga- Pemeriksaaan Bahan-bahan yang diakui
Persyaratan air laut yang digunakan adalah :
Penggunaan air laut akan mengurangi kekuatan tekan beton sekitar 10 % - 20 %. Beton yang dibuat dengan air laut harus kedap air, penutup beton minimal 7,5 cm faktor air semen tidak boleh lebih dari 0,45. Air laut sama sekali tidak diizinkan untuk digunakan dalam pembuatan beton pratekan.
Persyaratan Jumlah Air.
Peningkatan jumlah air akan meningkatkan kemudahan pengerjaan dan pemadatan beton, tetapi akan merduksi kekuatan dan menimbulkan segregasi dan bleeding.
Segregasi = Pemisahan agregat kasar dari campuran beton saat pemadatan dan penuangan
Bleeding = Aliran air adukan beton yang timbul ke luar dari permukaan beton
4. Baja Tulangan,
Dimaksudkan untuk meningkatkn kekuatan beton saat menerima beban, materi ini akan dibahas secara khusus.
5. Bahan Tambahan
Bahan tambahan bisa berupa serbuk atau cairan berfungsi memperbaiki sifat beton sesuai dengan keadaan daerah pembuatan beton.
a. Jenis Bahan Tambahan
No.
Jenis
Maksud
Kegunaan
1
Air Entrainent
Menimbulkan gelembung udara secara tersebar merata pada beton (ukuran 0,25 – 1,00 mm)
Memperbaiki kemudahan pengerjaan beton
Mengurangi terjadinya bleeding
2
Water Reducer
Mengurangi jumlah air, memperkecil slump
Mendapatkan konsistensi tertentu
Meningkatkan tegangan tekan beton
3
Retarder
Memperlambat waktu pengikatan beton
Untuk menyesuaikan waktu pelaksanaan pembetonan
4
Accelerator
Mempercepat waktu pengikatan beton(dibatasi karena mengakibatkan korosi pada tulangan)
Dalam waktu relatif singkat kekuatan awal beton meningkat tinggi
5
Super Plasticizer
Meningkatkan kemudahan pengerjaan beton
Mengurangi kandungan air pada beton
Meningkatkan kekuatan beton
6
Pozzolan
(alam dan buatan)
Menurunkan suhu dalam beton
Panas hidrasi turun, mempermudah pekerjaan beton masif
7
Bonding
Menambahn sifat melekat
Untuk pekerjaan beton yang memerlukan kekuatan lekat, misalnya mengisi retakan
8
Expanding
Mengkonpensasi adanya susut dengan mengembangkan beton
Grouting
b. Persyaratan Penggunaan
· Sebelum penggunaan bahan tambah perlu diadakan percobaan di laboratorium atau di lapangan, untuk membuktikan bahwa bahan tambah bersangkutan betul-betul memberikan pengaruh sesuai yang diinginkan
· Gunakan bahan tambahan sesuai dengan spesifikasinya, bila di Indonesia belum ada standar penggunaannya bahan tambah, maka dapat menggunakan ASTM (American Strenght Test Material) dan BSI ( British Standard Institute) seperti ASTM C 494-82 dan BS 5075
B. Persiapan Pekerjaan Pembetonan
1. Pengadaan Bahan
a. Agregat
· Lokasi yang dekat dengan tempat mengaduk
· Dilindungi dari pencemaran bahan lain, apapun itu
· Agregat kasar dan halus disimpan terpisah dengan dasar miring dan keras untuk drainase, timbunan tidak berbentuk kerucut yang tinggi agar tidak terjadi pemisahan butir
· Agregat disediakan sesuai tahapan dan kebutuhan volumenya
· Mutu agregat seragam selama pengerjaan
· Penggunaan bak-bak bahan sangat dianjurkan agar mencegah terbawanya tanah bawah waktu pengambilan bahan
b. Semen
· Lokasi yang dekat dengan tempat mengaduk
· Semen harus dilindungi dari pengaruh air dan kelembaban yang berlebihan
· Semen disimpan di gudang sehingga dijamin tidak rusak
· Semen tiap jenis dikelompokkan untuk menghindari kekeliruan saat pengambilan
c. Penyimpanan Baja Tulangan
· Dekat dengan lokasi pemasangan penulangan
· Baja tulangan jangan disimpan dekat dengan tanah
· Penyimpanan baja tulangan di udara terbuka untuk jangka waktu panjang harus dicegah
· Tiap ukuran yang berbeda diberi tanda pengenal yang jelas, sehingga tertukar
d. Air
Tempat penyimpanan air untuk campuran beton harus sedekat mungkin dengan tempat pengadukan
e. Bahan Tambahan
Bahan tambahan harus terlindung dari cuaca dan pencemaran lingkungan
2. Pengadaan Peralatan
Kapasitas, jumlah dan jenis peralatan harus disesuaikan dengan volume pengecoran dalam kondisi siap pakai.
· Alat angkut (roda dorong, truck mixer, crane, dll)
· Alat Pengaduk /pencampur mekanis/beton molen
· Alat pemadatan/penggetar (vibrator)
· Alat pengendali mutu ; seperti slump cone, cetakan benda uji, hammer test, dll
· Alat penunjang seperti: timbangan, cangkul, terpal, sekop, ember, dll
3. Persiapan Tenaga
Kualifikasi tenaga kerja harus sesuai dengan volume dan jenis pekerjaan seperti ; pelaksana, mandor, buruh
4. Pemeriksaan Cetakan atau Acuan
· Acuan harus stabil, terjamin kedudukan dan bentuknya yang tetap. Dibuat dari bahan yang tidak mudah meresap air, cukup rapat, tidak terjadi. Agar air beton tidak terserap oleh acuan, maka acuan dapat dilapis dengan plastik atau bahan lain yang sejenis
· Acuan harus kaku dan menghasilkan konstruksi akhir yang permukaan rata dan sesuai dengan gambar rencana
· Acuan harus kuat menahan beton atau beban lain, tanpa terjadi lendutan. Bagi pekerjaan beton khusus harus disertai gambar acuan khusus yang memenuhi persyaratan teknis
· Keamanan acuan untuk struktur terjamin dengan meneruskan gaya ke tanah yang stabil atau ke bagian konstruksi yang stabil
· Sebelum pengecoran, cetakan di basahi dengan air sampai jenuh. Untuk konstruksi beton yang langsung terletak di atas tanah, maka di bawahnya harus ada lantai kerja yang rata. Tebal lantai kerja 5 cm, dengan beton campuran semen, pasir, kerikil dengan perbandingan 1 : 3 : 5, atau lantai kerja ditentukan lain tergantung Pengawas ahli
5. Pemeriksaan Penulangan
· Jarak dan dimensi tulangan harus sesuai rencana
· Tulangan dipasang dengan kedudukan stabil, kawat ikatannya ditekuk ke dalam jangan di selimut beton
· Tebal penutup (selimut) beton yang direncanakan perlu diperhatikan dengan baik, yaitu dengan dipasang penahan jarak (batu tahu) yang mutunya sama dengan beton yang akan dicor
· Batu tahu minimum 4 buah setiap m, atau dipasang pada jarak 30 cm, dipasang selang seling tidak pada satu garis
· Untuk mengatur jarak antara lapis tulangan atas dan tulangan bawah, dipasang batang penunjang (kursi) pada cetakan bawah atau pada lantai kerja
· Baja tulangan harus bebas karat yang mudah terkelupas. sebelum pengecoran, pasangan tulangan dibersihkan dari kotoran dan bahan lain yang mengurangi daya lekatnya.
selanjutnya
No comments:
Post a Comment